Kamis, 22 Desember 2011

SMILE TIO 2

Seakan - akan saya tidak memperdulikan pandangan pandangan heran terutama dari anak ini sendiri yang hanya memandang saya heran dengan takut, seakan akan saya akan memangsanya dan menjadikannya santapan makan malam saya, tapi buru buru saya mencairkan suasana agar anak ini tidak panik, walaupun sudah terlihat jelas kepanikan dari muka polosnya.
Dan terjadilah percakapan kami yang saya mulai dengan basa basi menawarkan kue yg saya bawa. Nampak sekali sebenarnya anak ini sangat periang dan tidak memperdulikan pandangan dan gunjingan orang tentangnya, dia layaknya anak laki laki biasa yang asik untuk diajak berbincang , kami berbincang mulai dari masalah perkeretaan di Indonesia yang dengan polosnya bandingkan dengan perkeretaan negara negara maju yang jelas jauh tertinggal . Hingga masalah yang bisa kita berdua bisa bahas, tapi tak munafik juga disela sela percakapan itu saya sedikit meneteskan air mata entah mengapa, mungkin yang ada saat itu dalam benak saya hanyalah "Sabar yah dek, kamu jangan menyalahkan TUHAN :') "
Sebenarnya dari awal saya melihat anak ini , saya penasaran sebenarnya apa yang diderita oleh anak ini? kenapa ALLAH memberinya cobaan seberat ini untuk anak seusianya ? dan akhirnya dengan hati hati saya bertanya dengan sebelumnya meminta maaf kepada anak ini, apa sebenarnya yang dideritanya , dan sungguh jawaban yang sangat polos yang membuat air mata saya tidak kuasa untuk tidak dapat keluar, dengan polos dia berkata "Aku ga tau kak, kata almarhumah ibu ini penyakit dari kecil, *sesaat dia terdiam, Aku sudah sering diolok olok, di hina, di gunjing dengan keadaan ku ini ka, tapi sebelum almarhumah meninggal beliau selalu mengingatkan saya,untuk tidak pernah mendengarkan , dan memperdulikan cibiran dan hinaan, bahkan  muka jijik dari orang lain, saya harus tetap bangga dan ikhlas menerima kondisi saya" kata anak ini.

Sungguh , entah mengapa saya merasa sangat sangat tersentuh, bisa dibilang sebenarnya muka anak ini untuk ukuran nya terbilang lumayan tampan, namun sayang ketampanan wajah itu tertutup oleh sisik sisik seperti ikan berwrna hitam dan berbulu, dan bau busuk yang dikeluarkan oleh anak ini secara spontan, bau bukan karna ia tidak pernah mandi atau apapun namun aroma ini berasal dari sisik sisik yang anak ini miliki, sungguh ironi, dan tahu apa nama penyakit ini. Tapi yang dia tahu , bahwa dia harus mensyukuri apa yang telah ALLAH berikan kepadanya.

Tak kuasa saya menahan tangis melihat ketegaran yang anak ini tunjukan kepada saya, saya banyak belajar dari dia , bahwa hidup ini terlalu dan amat sangat sempurna untuk saya, saya diberi wajah tubuh yang alhamdulillah tidak ada cacat sedikitpun, lengkap . tapi saya selalu mengeluh ini dan itu, tidak mensyukuri apa yang telah dan saya dapat dengan enaknya .

Akhirnya perjalan singkat saya harus berhenti di stasiun terakhir , saya dan anak lelaki itu sudah sampai di  stasiun  tujuan kami, stasiun bogor.  Sebelum saya turun saya menyempatkan bertanya sesuatu dan itu tidak akan pernah saya lupakan

Saya :  " Daritadi kita ngobrol tapi kakak lupa tanya, nama kamu siapa ?"
Anak Laki laki : " Iya kak, nama saya Tio "(tersenyum)
Saya : (menjulurkan tangan tampa engan ) " Revi " (tersenyum)

dan Tio membalas jabatan tangan saya dengan persaan tidak percaya saya mau bersentuhan dengan kulit bersisiknya itu , saya hanya tersenyum dan membuat Tio releks dengan jabatan tangan ini, dan Tio memandang saya sangat terharu .

Semoga kita bisa berbincang bincang lagi TIO

pesan terakhir saya untuk dia " Gpp, sekarang banyak yang hina kamu , tapi lihat 5 atau 10 tahun lagi, mereka yang akan ngemis minta bantuan kamu ,SEMANGAT TIO :) "

1 komentar: